THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

30 Desember 2009

Haduuh..!!

Hr ni ... Tpt sblm taun baru 2010..pdhl ada sdkt Niat sih mw nmbk dia ..!! Tp ko jd gini yaa?! Gw ngerasa ada yg ga beres dgn perasaan gw.. Tb" ko gw jd ilfill ma dya.. Marah?? Apa itu yg gw rasain saat ini.. Pa kesel.. Ga tau lah, bngung gw!

09 November 2009

hmm..

gw merasakan hal ini sudah dari dulu semenjak kita pertama kali kenal sampai kitapun skarang bisa dibilang sudah dekat bgt secara batin...!!! tapi gw bingung dgn perasaan ini.. apa sebaiknya gw keluarin aja yah... soalnya ganjel bgt nih di hati..!!! apa perlu gw telepon ,, !!! ga lah..!! apa yang akan terjadi nanti ya?? gw ga mw hal itu terjadi... pasti bakal jadi masalah yang sangat rumit dan perlu penjelasan yang banyak... tapi .. memang dia yang sampai saat ini paling gw harapkan...

pertama kali liat kamu, aku langsung jatuh cinta ...!!! tapi kali ini hanya kenyataan pait yg aku terima... km udah ada yang punya.. brrrrr....!!!

24 September 2009

Kisah dari Teh Botol Sosro yang mencapai sukses


Sekarang setiap warung makan menyediakan Sosro untuk mendampingi makanan. Teh botol ini menjadi bukti nyata tentang sebuah kisah sukses. Dan lucunya dulu bisnis seperti ini dianggap tidak menguntungkan. Mengingat kebiasaan masyarakat indonesia dalam minum teh.

Budaya mengkonsumsi teh biasanya dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan air hangat dan cangkir. Tapi seorang bernama Sosrodjojo berpikiran lain. Dia mempunyai ide untuk mengemas teh dalam bentuk botol.

Kisah dari Ide kreatif ini berasal dari pengalaman tes cicip teh tubruk cap botolnya yang dilakukan di pasar tradisonal. Mulanya teh langsung diseduk di tempat cicip namun konsumen malah pergi karena memakan waktu lama. Kemudian muncul ide, teh-teh tersebut dibuat di pabrik dulu baru dimasukkan ke dalam tong dan kemudian dibawa mobil. Tapi teh malah tumpah karena jalan raya yang kurang baik.

Melihat hal itu kemudian Sosrodjojo tumbuh ide yang megawali sukses bisnisnya. Dia memasukkan minuman teh itu tidak ke dalam tong melainkan ke dalam botol limun. Selain mudah dibawa, konsumen juga langsung dapat menikmati tanpa harus menunggu.

Dulu target dari teh botol ini adalah para supir atau pejalan kaki. Dibikanlah kemasan botol yang praktis dan disediakan di kios-kios yang ada di pinggir jalan. Jadi jika ada yang haus, ya tinggal minum sosro. Plus ditempatkan dalam boks eks, sehingga menjadi dingin.

Tapi kisah ini tidak berjalan lurus seperti halnya sebuah garis lurus. Karena saat pertama kali Sosro diluncurkan, konsumen menganggapnya aneh, “udah dimasukin botol pakai pendingin lagi” . Zaman dulu box pendingin/kulkas bukanlah hal lazim.

Namu pelan-pelan dengan promosi yang tepat, teh Sosro mulai menunjukkan kisah suksesnya. Masyarakat mulai merasa mendapatkan manfaat berupa praktis, enak dan dingin. Sekarang minum teh pakai botol bukanlah hal yang tabu lagi.

Dan tahukah anda…

Bahkan para perusahaan minuman ringan kelas berat seperti coca cola tidak sukses merebut hati masyarakat indonesia dalam hal teh botol. Sekarang sosro menjadi bisnis buatan dalam negeri yang sangat membanggakan. Slogan “Apapun makannya, minumnya teh botol sosro

15 September 2009

In Memoriam Krakatau 1883

Tanggal 27 Agustus kemarin genap sudah 126 tahun letusan dahsyat Krakatau yang sempat menggoncangkan seluruh dunia. Pada tanggal 27 Agustus 1883, bertepatan dengan hari Minggu, dentuman pada pukul 10.02 terdengar di seluruh wilayah Nusantara, bahkan sampai ke Singapura, Australia, Filipina, dan Jepang. Bencana yang merupakan salah satu letusan terhebat di dunia itu sempat merenggut sekitar 36.500 jiwa manusia.

Kegiatan dimulai dengan letusan pada tanggal 20 Mei 1883, waktu kawah Perbuatan memuntahkan abu gunung api dan uap air sampai ketinggian 11 km ke udara. Letusan ini walaupun terdengar sampai lebih dari 350 km (sampai Palembang), tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Pada letusan tanggal 27 Agustus itu bebatuan disemburkan setinggi 55.000 m dan gelombang pasang (Tsunami) yang ditimbulkan menyapu bersih 163 desa. Abunya mencapai jarak 5.330 km sepuluh hari kemudian. Kekuatan ledakan Krakatau ini diperkirakan 26 kali lebih besar dari ledakan bom hidrogen terkuat dalam percobaan.
Dikira Meriam Apel

Seorang pengamat di rumahnya di Bogor, pada tanggal 26 Agustus pukul satu siang mendengar suara gemuruh yang tadinya dikira suara guntur di tempat jauh. Lewat pukul setengah tiga siang mulai terdengar letupan pendek, sehingga ia mulai yakin bahwa kegaduhan itu berasal dari kegiatan Krakatau, lebih-lebih sebab suara berasal dari arah barat laut-barat. Di Batavia gemuruh itu juga dapat didengar, demikian pula di Anyer. Di serang dan Bandung suara-suara itu mulai terdengar pukul tiga.

Seorang bintara Belanda yang ditempatkan di Batavia mengisahkan pengalaman pribadinya. Seperti banyak orang lainnya ia mengira bahwa dunia akan kiamat saat itu.

“Tanggal 26 Agustus itu bertepatan dengan hari Minggu. Sebagai sersan pada batalyon ke-IX di Weltevreden (Jakarta Pusat) hari itu saya diperintahkan bertugas di penjagaan utama di Lapangan Singa. Cuaca terasa sangat menekan. Langit pekat berawan mendung. Waktu hujan mulai menghambur, saya terheran-heran bahwa di samping air juga jatuh butiran-butiran es.”

“Sekitar pukul dua siang terdengar suara gemuruh dari arah barat. Tampaknya seperti ada badai hujan, tetapi diselingi dengan letupan-letupan, sehingga orangpun tahu bahwa itu bukan badai halilintar biasa.”

“Di meja redaksi koran Java Bode orang segera ingat pada gunung Krakatau yang sudah sejak beberapa bulan menunjukkan kegiatan setelah beristirahat selama dua abad. Mereka mengirim kawat kepada koresponden di Anyer, sebuah pelabuhan kecil di tepi Selat Sunda, tempat orang bisa menatap sosok Krakatau dengan jelas pada cuaca cerah. Jawabnya tiba dengan cepat: ‘Di sini begitu gelap, sampai tak bisa melihat tangan sendiri.’ Inilah berita terakhir yang dikirimkan dari Anyer…”

“Pukul lima sore gemuruh itu makin menghebat, tapi tidak terlihat kilat. Letusan susul-menyusul lebih kerap, seperti tembakan meriam berat. Dari Lapangan Raja (Merdeka, Red.) dan Lapangan Singa (Banteng) terlihat kilatan-kilatan seperti halilintar di ufuk barat, bukan dari atas ke bawah, tetapi dari bawah ke atas. Waktu hari berangsur gelap, di kaki langit sebelah barat masih terlihat pijaran cahaya.”

“Sudah menjadi kebiasaan bahwa tiap hari pukul delapan tepat di benteng (Frederik Hendrik, sekarang Mesjid Istiqlal) ditembakkan meriam sebagai isyarat upacara, disusul dengan bunyi terompet yang mewajibkan semua prajurit masuk tangsi. Para penabuh genderang dan peniup terompet batalyon itu sudah siap pada pukul delapan kurang seperempat. Mereka masih merokok santai sebelum mereka berbaris untuk memberikan isyarat itu. Tiba-tiba terdengar tembakan meriam menggelegar, jauh lebih dini daripada biasanya. Mereka segera berkumpul membentuk barisan dan setelah terompet dibunyikan, mereka berbaris sambil membunyikan genderang dan meniup terompet. Baru saja
mereka mencapai asrama ketika meriam yang sebenarnya menggelegar dari dalam benteng. Gunung Krakatau ternyata mengecoh mereka!”
Batavia Jadi Dingin

“Sementara itu ‘penembakan’ berlangsung terus. Kadang-kadang bunyinya seperti tembakan salvo beruntun, kilatan-kilatan menyambar-nyambar ke langit. Semua orang tercekam ketakutan. Tiada seorangpun percaya bahwa ada badai mengamuk jauh di sana. Hampir tidak ada orang yang berani tidur malam itu. Banyak yang berkumpul di halaman rumah mereka sambil mengarahkan pandangan mereka ke arah barat dan memperbincangkan kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan gejala alam yang aneh itu. Hanya anak negeri yang tak ragu-ragu: ‘Ada gunung pecah,’ kata mereka.”

“Menjelang tengah malam tiba perwira piket, Letnan Koehler. Ia mengatakan kepada saya bahwa seluruh kota sedang dalam keadaan panik. Penduduk asli berkumpul di masijid-masjid untuk bersembahyang. Penduduk Belanda tetap terjaga di rumah masing-masing atau pergi ke rumah bola Concordia atau Harmonie untuk saling mencari dukungan dari sesamanya.”

“Menjelang pukul dua pagi rentetan letusan bak tembakan cepat artileri itu mencapai puncaknya. Rumah-rumah batu bergetar dan jendela-jendela bergemerincing. Gelas lampu penerangan jalan jatuh dan bertebaran di tanah, kaca etalase toko pecah, penerangan gas di banyak rumah padam. Sesudah itu ledakan-ledakan mereda, namun dari arah barat masih terdegar suara gemuruh.”

“Kemudian saya merasakan bahwa udara makin menjadi dingin. Dalam beberapa jam saja suhu udara telah menurun sedemikian rupa, sampai saya gemetar kedinginan di pos jaga. Belum pernah di Batavia udara sedingin itu. Waktu saya melihat keluar ternyata seluruh kota diliputi oleh kabut tebal. Penerangan jalan di seberang Lapangan Singa tak dapat saya lihat lagi,meskipun saya mendengar dari rekan lain bahwa lampu-lampu masih menyala. Tak lama kemudian ternyata kabut itu bukan kabut biasa, melainkan hujan abu, yang jatuh tak lama setelah lewat tengah malam - mula-mula jarang-jarang, tetapi makin lama makin deras, sehingga segalanya terselimuti oleh kabut abu yang tebal.”

“Pada pukul enam pagi, sesuai peraturan, semua lampu harus dipadamkan, tetapi matahari tidak terbit! Baru sekitar pukul tujuh nampaknya fajar seperti akan menyingsing, tetapi hari itu tak akan menjadi terang. Hawa makin menjadi dingin, sehingga saya memerintahkan anak buah saya untuk mengenakan jas hujan mereka. Sementara itu abu turun dengan tiada putus-putusnya. Abu itu ke mana-mana, bangsal jaga juga dilapisi oleh serbuk halus yang berwarna kelabu keputih-putihan. Prajurit jaga yang saya lihat dari jendela sedang mondar-mandir, nampak seperti boneka salju kelabu yang bergerak secara mekanis.”

“Sekitar pukul sembilan pagi ledakan-ledakan dan guruh makin bertambah. Pada pukul sepuluh hari gelap seperti malam. Lampu-lampu gas dinyalakan kembali. Lapisan abu setebal 15 mm menutupi segala yang ada. Jalan-jalan sunyi senyap, tak ada yang berani menampakkan diri. Saya merasa seorang diri di dunia, di dunia yang tak lama lagi bakal runtuh!”

“Pada pukul 10.40 akhirnya tiba telegram dari Serang, yang isinya memuat sedikit keterangan mengenai penyebab gejala-gejala alam yang mengerikan itu. Kawat itu berbunyi: ‘Kemarin petang Krakatau bekerja. Bisa didengarkan di sini. Semalam suntuk cahayanya terlihat jelas. Sejak pukul sebelas ledakan-ledakan makin hebat dan tak terputus-putus. Setelah hujan abu deras pagi ini matahari tak tampak, gelapnya seperti pukul setengah tujuh malam. Merak dimusnahkan gelombang pasang. Sekarang di sini sedang hujan kerikil. Tanpa payung kuat tak ada yang berani keluar.’”

“Lewat pukul duabelas, ketika di Batavia masih gelap gulita dan sangat dingin, tersiar berita kawat dari pelabuhan Pasar Ikan dan Tanjung Priok. Sebuah gelombang pasang telah membanjiri kota bagian bawah. Permukaan air dua meter di atas garis garis normal. Kapal uap Prinses Wilhelmina dicampakkan ke pangkalan, seperti juga kapal Tjiliwoeng yang cerobong asapnya merusak atap kantor pabean. Sejumlah kapal motor dan perahu terdampar acak-acakan di Pelabuhan Pasar Ikan, berlumuran lumpur dan abu tebal. Pengungsi mulai mengalir sepanjang jalan raya dengan membawa harta benda yang bisa dijinjing ke arah Weltevreden yang lebih tinggi letaknya. Pada pukul dua dan empat sore datang lagi gelombang pasang, tetapi kali ini kurang tinggi dibandingkan yang pertama.”

“Di sebelah barat kini menjadi tenang dan kelam makin berkurang, sehingga matahari mulai nampak sebagai bercak merah kotor pada langit yang kelabu.”

“Pada pukul lima petang saya diganti dan menerima perintah untuk segera menyiapkan suatu pasukan yang akan diberangkatkana ke daerah yang terkena musibah di Sumatra Selatan. Pada saat itu di Batavia tidak seorangpun tahu dengan tepat apa yang sebenarnya terjadi di sebelah barat. Semua hubungan telegram dengan daerah yang terlanda malapetaka terputus.”
Serang Sunyi Mencekam

Kalau di Jakarta, air pasang itu tak mengambil korban terlalu besar, tapi di daerah pantai sebelah barat Jawa Barat yang lebih dekat dengan gunung yang sedang murka itu, akibatnya sangat mengerikan. Di Tangerang, pantai utaranya digenangi sampai sejauh satu hingga satu setengah km dengan meminta korban manusia cukup besar. Sembilan buah desa pantai musnah. Korban di daerah ini tercatat 1.794 orang penduduk asli dan 546 Cina dan Timur Asing lainnya.

Di Serang suara gemuruh mulai terdengar pada pukul 3 siang, hari Minggu. Malamnya terus-menerus tercium bau belerang dan guruh serta kilat terlihat dari arah Krakatau. Hari Seninnya langit di sebelah barat berwarna kelabu, lalu hujan abu turun tanpa hentinya. Pukul setengah sebelas hari mulai kelam, dan makin menggelap, sehingga hampir tak terlihat apa-apa. Lewatpukul sebelas datang kawat dari Serang bahwa telah terjadi hujan kerikil batu apung; tak lama kemudian hubungan telegram dengan Jakarta terputus. Setelah hujan kerikil menyusul hujan lumpur, yakni abu basah yang melekat pada daun-daun dan dahan-dahan pohon sehingga kadang-kadang runtuh karena beratnya. Sekitar pukul 12 hujan lumpur ini berhenti, tetapi abu kering tetap turun.

Anehnya, selama itu di Serang tak terdengar letusan-letusan, bahkan suasana sangat sepi mencekam, yang membuat banyak orang makin gugup dan tertekan. Hewan peliharaan juga makin gelisah, mereka ingin sedekat mungkin dengan manusia di dalam rumah, di dekat lampu. Dengan kekerasan sekalipun hewan-hewan itu tak berhasil diusir. Setelah pukul dua siang langit mulai terlihat agak terang di sebelah timur, ayam-ayam jantan mulai berkokok. Suara gemuruh mulai terdengar lagi, sedang hujan abu turun terus-menerus dan bau abu belerang menusuk hidung. Pada pukul empat sore lampu-lampu masih dinyalakan.

Surat-surat kabar yang terbit di Batavia tertanggal 28, 31 Agustus, dan 4 September penuh dengan berita-berita tentang malapetaka yang menimpa daerah Banten. Tetapi jarang sekali ada kisah dari saksi mata, sebab tempat-tempat yang letaknya di tepi pantai seperti Merak, Anyer, dan Caringin, hancur luluh dan hanya ada beberapa orang Belanda yang melarikan diri dan tertolong pada saat yang tepat.


Ketika Siuman Semua Gelap

Di Merak seorang pemegang buku pada perusahaan pelabuhan bernama E. Pechler merupakan satu-satunya orang Belanda yang lolos. Ia sedang bertugas membawa telegram atasannya untuk dikirimkan ke Batavia lewat Serang. Berita ini mungkin yang terakhir dikirimkan dari Merak. Isinya laporan kepada Kepala Jawatan Pelabuhan di Betawi, yang menyebutkan bahwa pada hari Minggu tanggal 26 Agustus dan keesokan harinya, sebagian Merak yang lebih rendah letaknya, Pecinan, jalan kereta api, tergenangi; jembatan berlabuh dan teluk tempat pengambilan batu untuk pelabuhan rusak; jembatan dan derek-derek masih di tempat saat itu, tetapi gerbong-gerbong sudah masuk laut.

Sekitar pukul sembilan pagi Pechler berada di kaki sebuah bukit di luar Merak. Tiba-tiba ia ditimpa hujan lumpur dan badai. Ia melihat gelombang air mendekat, sehingga ia lari tunggang-langgang ke atas sebuah bukit, tapi sebelum ia mencapai puncaknya, ia sudah terkejar air pasang. Apa yang terjadi setelah itu ia tak tahu lagi…

Keesokan harinya ia baru siuman kembali. Tempat sekitarnya sudah kering, tetapi ia tak dapat mengenali sekelilingnya karena sangat gelap.

Pada hari Selasa ia baru bisa berjalan kembali ke Merak. Di tengah jalan ia melihat sebuah lokomotif yang rusak parah, sekitar 500 m dari tempat berhentinya. Di Merak ia tidak menemukan apa-apa lagi. Bahkan mayat pun tak dijumpainya� semuanya telah dihanyutkan ke laut. Di antara petugas pemerintah di Merak hanya Pechler dan seorang insinyur bernama Nieuwenhuis yang selamat, karena sedang berpergian ke Batavia. Waktu insinyur itu kembali ke Merak, rumahnya yang dibangun di atas bukit setinggi 14 m hanya tinggal lantainya saja.
Hujan Deras Batu Apung di Teluk Betung

Anyer dilanda gelombang pasang pada Senin pagi, tanggal 27, sekitar pukul sepuluh pagi. Gelombang ini menyapu bersih pemukiman di tepi pantai itu, sehingga yang tinggal hanyalah benteng, penjara, kediaman Patih dan Wedana. Dataran sekitar Anyer, yang di belakang tempat itu lebarnya kurang lebih 1 km seakan-akan dicukur gundul; di dekat pantai bongkahan-bongkahan karang dilemparkan ke darat.

Caringin yang berpenduduk padat juga hancur luluh; letaknya di dataran yang lebarnya sekitar 1.500 m, disusul oleh bukit-bukit 50m, tempat sejumlah kecil penduduknya menyelamatkan diri.

Bukan hanya di darat, tetapi di laut lepas Krakatau juga meneror kapal-kapal yang kebetulan berlayar di dekatnya. Penumpang kapal yang
melayari Selat Sunda pada hari naas itu tidak dapat melupakan pengalaman dan ketakutan mereka selama hidupnya.

Kapal api Gouverneur Generaal Loudon, dengan nakhoda Lindeman, sebuah kapal Nederland Indische Stoomvaartsmaatschappij (pendahulu KPM) berlayar dari Batavia ke Padang dan Aceh dengan menyinggahi Teluk Betung, Krui, dan Bengkulu. Kapal itu berangkat pada tanggal 26 Agustus pagi hari dari Jakarta. Seorang penumpang kapal itu mengisahkan pengalamannya sebagai berikut:

“Cuaca pagi itu sangat cerah. Siang harinya kami berlabuh di Anyer, sebuah pelabuhan kecil di pantai Banten. Beberapa orang pekerja kasar naik dari pelabuhan ini. Kapal kemudian melanjutkan pelayarannya ke arah Teluk Lampung, melewati Pulau Sangiang dan Tanjung Tua. Di sebelah kiri kapal kami lihat Pulau Rakata dari kejauhan, yang kami singgahi dua bulan yang lalu.”

“Waktu Gunung Krakatau mulai bekerja bulan Mei yang lalu, setelah dua abad beristirahat, perusahaan pemilik kapal Loudon mengadakan suatu tour pariwisata bagi penduduk Batavia. Dengan membayar dua puluh lima gulden kita bisa berlayar ke Pulau Krakatau. Pada waktu itu masih mungkin untuk mendarat ke pulau, bahkan mendaki kawahnya yang mengeluarkan uap putih.”

“Sekarang gunung berapi itu nampaknya jauh lebih gawat. Asap hitam pekat membubung dari kawahnya ke langit biru dan hujan abu halus turun di geladak kapal…”

“Pada pukul 7 petang kami berlabuh di Teluk Betung. Hari amat cepat menjadi gelap, sedang lautpun agaknya makin berombak dan hujan abu makin deras. Kapal Loudon memberi isyarat ke darat agar dikirimi sekoci bagi penumpang yang akan mendarat, tetapi tidak ada jawaban apa-apa. Lalu kapten memerintahkan agar sekoci kapal diturunkan, tetapi gelombang besar tak memungkinkan untuk mencapai darat, sehingga sekoci itu harus kembali lagi.”

“Lampu pelabuhan menyala seperti biasa, tetapi tampaknya ada kejadian-kejadian luar biasa di Teluk Betung. Sekali-sekali terlihat tanda
bahaya dari kapal-kapal lain dan terdengar suara kentongan bertalu-talu. Penerangan kota dipadamkan. Sementara itu hujan abu kini berubah menjadi hujan batu apung yang deras…”
Menara Suar Patah Seperti Batang Korek Api

“Dengan rasa kurang enak kami melewatkan malam itu. Air laut makin liar dan ombak-ombak besar mendera lambung kapal tanpa hentinya. Ketika fajar menyingsing kami melihat bahwa Teluk Betung menderita kerusakan cukup parah oleh gelombang pasang. Kapal api pemerintah Barouw, terlepas dari jangkarnya dan dihempaskan ke darat. Gudang-gudang dan gedung-gedung pelabuhan lain rusak. Tetapi tak tampak tanda-anda kehidupan di kota kecil itu…”

“Pukul tujuh pagi tiba-tiba kami melihat dinding air melaju ke arah kapal kami. Loudon sempat melakukan manouvre untuk menghindar, sehingga gelombang itu mengenai sejajar dengan sisi kapal. Kapal itu menukik hebat, tetapi pada saat bersamaan gelombang itu telah lewat dan Loudon selamat. Kami sempat melihat betapa air pasang itu mendekati, lalu melanda kota Teluk Betung dengan tenaga tak terbendung…”

“Tak lama kemudian masih ada tiga gelombang dahsyat yang menghambur, yang di hadapan mata kami memporak-porandakan segala apa yang ada di pantai. Kami melihat bagaimana menara suar patah seperti batang korek api dan rumah-rumah lenyap digilas gelombang. Kapal Barouw terangkat, kemudian dicampakkan ke darat melewati puncak-puncak pohon nyiur. Yang tadinya Teluk Betung kini hanya air belaka…”

“Di kota itu tentunya ada ribuan orang yang meninggal serentak dan kotanya sendiri seperti dihapuskan dari muka bumi. Semua itu terjadi dengan cepat dan mendadak, sehingga melintas sebelum kita sempat menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Seakan-akan dengan satu gerakan maha kuat dekor latar belakang sebuah sandiwara telah digantikan…”

“Akhirnya Kapten Lindeman memutuskan untuk meninggalkan teluk itu, karena ia beranggapan bahwa keadaannya cukup berbahaya. Kapal menuju ke Anyer dengan tujuan untuk melaporkan malapetaka yang menimpa Teluk Betung. Tak lama kemudian kapal sudah berlayar di laut lepas. Walaupun hari masih pagi, cuaca makin menggelap, dan menjelang pukul sepuluh sudah gelap seperti malam. Kegelapan itu bertahan selama delapan belas jam dan selama itu turun hujan lumpur yang menutupi geladak sampai hampir setengah meter.”

“Di ruang kemudi nakhoda melihat bahwa kompas menunjukkan gerakan-gerakan yang paling aneh; di laut terjadi arus-arus kuat, yang selalu berubah arahnya. Udara dicemari oleh gas belerang pekat yang membuat orang sulit bernapas dan beberapa penumpang menderita telinga berdesing. Barometer menunjukkan tekanan udara yang sangat tinggi. Kemudian bertiuplah angin kuat yang berkembang menjadi badai. Kapal diombang-ambingkan oleh getaran laut dan gelombang tinggi. Ada saat-saatnya Loudon terancam akan terbalik oleh luapan air yang datang dari samping. Apa saja yang tak terikat kuat dilemparkan ke laut.

Api Santo Elmo

“Tujuh kali berturut-turut halilintar menghantam tiang utama. Dengan rentetan letupan yang gemeretak, geledek itu kadang-kadang seperti
bergantungan di atas kapal yang diterangi cahaya mengerikan. Alat pemadam kebakaran disiapkan di geladak, sebab nakhoda khawatir setiap waktu Loudon bisa terbakar.”

“Kecuali halilintar, kami juga menyaksikan gejala alam aneh lain, yakni apa yang disebut sebagai api Santo Elmo. Di atas tiang kapal berkali-kali terlihat nyala api kecil-kecil berwarna biru. Kelasi-kelasi pribumi mendaki tiang untuk memadamkan ‘api’ itu, tetapi sebelum mereka sampai ke atas gejala itu telah lenyap kemudian terlihat berpindah ke tempat lain. Api biru yang berpindah-pindah itu sungguh merupakan pemandangan yang menyeramkan dan membangunkan bulu kuduk.”

“Antara badai dan ombak besar kami mengalami saat-saat tenang. Tiba-tiba saja semuanya menjadi sunyi senyap dan lautpun licin seperti kaca. Tetapi sepi yang tak wajar ini lebih mencekam daripada gegap gempita ombak dan topan yang harus kami alami. Tak terdengar suara lain, kecuali keluh kesah dan doa para penumpang Indonesia di geladak depan, yang yakin bahwa ajal
mereka segera akan sampai.”

“Akhirnya pada malam menjelang tanggal 28 kami melihat sekelumit cahaya membersit dilangit! Seberkas sinar bulan pucat berhasil menembus awan gelap. Ketika itu sekitar pukul empat pagi. Di kapal orang bersorak-sorai gembira dengan rasa syukur dan lega.”

“Memang masih ada batu apung dan abu turun ke geladak, tetapi paling tidak kami bisa melihat sekelilingnya dengan agak jelas. Kami masih berlayar menyusuri pantai Sumatra. Nampaknya pantai sangat sunyi. Yang dulunya ditumbuhi pohon-pohon kini hanya tersisa tunggul bekas batangnya yang patah. Laut penuh dengan kayu dan batu apung, yang di pelbagai tempat mengumpul menjadi semacam pulau besar yang menutupi jalan masuk ke Teluk Lampung.”

“Tampang kapal Loudon benar-benar mengejutkan. Ia lebih mirip kapal yang tenggelam sepuluh tahun di dasar laut dan baru diangkat kembali. Kami melayari Selat Sunda dan pagi-pagi sekali Krakatau nampak kembali. Sekarang kami baru mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Seluruh pulau itu meledak sampai hancur lebur dan sebagian besar hilang. Dinding kawahnya sama sekali runtuh, kami hanya melihat celah-celah raksasa yang mengeluarkan asap dan uap.”

“Di laut, antara Pulau Sebesi dan Pulau Krakatau yang tadinya masih merupakan jalur pelayaran, kini bermunculan pulau-pulau vulkanik kecil dan berpuluh gosong arang timbul dari permukaan air. Pada delapan tempat tampak asap dikelilingi uap putih dari laut.”

“Dengan lambat kami mendekati pantai Jawa. Pemandangan yang terlihat hampir tak terperikan. Segalanya telah diratakan menjadi gurun tak bertuan. Waktu kami berlabuh di Teluk Anyer, kami baru menyadari bahwa pelabuhan kecil itu sudah tidak ada lagi. Semuanya telah tersapu bersih, tiada rumah, tiada semak, bahkan tak ada batu yang kelihatan! Hanya sebuah tonggak masih menandai bekas tempat berdirinya mercusuar. Selebihnya tidak ada apa-apa lagi, kehampaan dan kesepian…”

“Yang dulunya merupakan kampung-kampung yang makmur, kini hanya hamparan lumpur kelabu. Sungai penuh dengan puing dan lumpur. Di mana-mana tak nampak tanda-tanda kehidupan…”

“Pulau-pulau di Selat Sunda juga tak luput dari musibah. Pulau Sebesi yang pernah dihuni dua ribu orang, kini hanya tinggal seonggok bukit abu, sampai puncaknya yang hampir lima ratus meter tingginya itu, dan semua tumbuh-tumbuhan tak berbekas. Tak terlihat perahu atau desa lagi. Demikian pula keadaan pulau-pulau lain, Pulau Sebuku dan Pulau Sangiang.”
Hujan Lumpur

“Pada tanggal 29 Agustus kami kembali di Lautan Hindia. Makin ke utara, makin kurang kelihatan akibat malapetaka besar itu. Kemudian di Padang dan beberapa tempat lainnya kami bertemu dengan orang-orang yang mendengar ledakan-ledakan dan gemuruh Krakatau. Yang aneh ialah bahwa kami yang berada di tempat yang paling dekat dengan Krakatau, tidak mendengar dentuman-dentuman itu.”

Itulah kisah seorang penumpang kapal yang melihat malapetaka itu dari jarak jauh. Dari kota Teluk Betung sendiri ada saksi mata yang selamat. Menurut dia gelombang pasang yang pertama tiba tanggal 27 Agustus pagi sekitar pukul setengah tujuh, yang merebahkan lampu pelabuhan, gudang batu bara, gudang di dermaga, dan melemparkan kapal Barouw dari sisi timur bendungan melewati pemecah gelombang sampai ke Kampung Cina. Gudang Garam rusak dan Kampung Kangkung beserta beberapa kampung di pantai lainnya dihanyutkan. Kapal pengangkut garam Marie terguling di teluk, tetapi kemudian dapat tegak kembali. Orang juga melihat kapal Loudon berlabuh, kemudian berlayar lagi pada pukul tujuh.

Langit berwarna kuning kemerah-merahan seperti tembaga, dari arah Krakatau terlihat kilatan-kilatan api, hujan abu turun tiada hentinya, tetapi sekitar pukul delapan keadaannya tenang. Sementara orang-orang yang sempat mengungsi ke tempat yang tinggi waktu itu masih sempat kembali ke rumah masing-masing untuk menyelamatkan apa saja yang masih bisa diambil, atau
untuk melihat keadaan.

Kurang lebih pukul sepuluh tiba-tiba terdengar letusan hebat yang membuat orang terpaku. Suatu pancaran cahaya dan kilat terlihat di arah Krakatau. Segera setelah letusan itu hari mulai remang-remang. Kerikil batu apung mulai bertaburan. Menjelang pukul sebelas hari gelap seperti malam, hujan abu berubah menjadi hujan lumpur. Selanjutnya apa yang tepatnya berlangsung, tiada yang tahu, karena yang selamat berlindung di rumah residen dan hanya mendengar deru dan gemuruh sepanjang malam yang disebabkan oleh angin topan yang mematahkan ranting, menumbangkan kayu-kayuan, dan melemparkan lumpur pada kaca-kaca jendela. Para pelarian itu tidak sadar bahwa gelombang pasang sebenarnya sudah mendekati tempat pengungsiannya sejauh 50 m di kaki bukit.

Baru keesokan harinya orang mengetahui betapa besar kehancuran yang terjadi. Seluruh dataran diratakan dengan tanah, tiada rumah maupun pohon yang masih tegak. Yang ada hanya abu, lumpur, puing, kapal ringsek, dan mayat manusia maupun hewan bertebaran di mana-mana. Kapal Barouw sudah tak terlihat lagi. Baru kemudian kapal yang naas itu ditemukan di lembah Sungai Kuripan, di belakang belokan lembah pada jarak 3.300 m dari tempat berlabuhnya, dan 2.600 m dari Pecinan, tempatnya dicampakkan gelombang pertama pukul setengah tujuh itu. Sejumlah perahu kandas di tepi lembah, sebuah rambu laut ditemukan di lereng bukit pekuburan. Awak kapal Barouw,
mualim pertama Amt dan juru mesin Stolk hilang tak ketahuan rimbanya.

Bagian pantai Sumatra yang terjilat malapetaka Krakatau paling parah, terutama adalah yang letaknya berhadapan dengan Selat Sunda. Misalnya tempat-tempat di tepi Teluk Semangka.
Terjepit Dua Rumah

Seorang Belanda yang mengalami pribadi kedahsyatan letusan Krakatau dan berhasil mempertahankan hidupnya adalah seorang controleur yang ditempatkan di Beneawang, ibukota afdeling Semangka, yang letaknya di Teluk Semangka, Lampung. PLC. Le Sueur, pejabat Belanda itu, melaporkan kepada atasannya dalam sepucuk surat tertanggal 31 Agustus 1883 sebagai berikut:

“Pada hari Minggu sore, menjelang pukul empat, sewaktu saya sedang membaca di serambi belakang rumah saya, tiba-tiba saja terdengar beberapa dentuman yang menyerupai letusan meriam. Saya mengira bahwa residen yang menurut rencana akan tiba besok dengan kapal bersenjata pemerintah telah mempercepat jadwal kunjungannya. Saya segera mengumpulkan para kepala adat dan pejabat setempat ke pantai. Tetapi kami tidak melihat ada kapal di laut. Saya segera kembali ke rumah.”

“Baru saja saya sampai di rumah, seorang pesuruh melaporkan bahwa air laut mulai naik dan beberapa kampung di pantai sudah tergenang. Saya segera berangkat lagi untuk menertibkan keadaan di antara rakyat yang mulai panik dan memanggil-manggil nama Allah. Saya menyuruh mereka membawa wanita dan anak-anak ke tempat-tempat yang letaknya lebih tinggi. Kemudian air surut
lagi dengan cepat, tetapi mulai hujan abu.”

“Sekitar pukul empat pagi saya dibangunkan oleh orang-orang yang memberitakan bahwa di kaki langit terlihat cahaya kemerah-merahan. Saya merasa khawatir…”

“Pukul enam pagi, hari Senin, saya pergi ke pantai. Permukaan air laut jauh lebih rendah dari biasanya. Sementara batu karang yang biasanya tak nampak, kini menjadi kering. Selanjutnya saya mendengar guruh sambung-menyambung, sehingga saya khawatir masih ada hal-hal yang lebih mengerikan yang akan menimpa kami…”

“Setiba di rumah saya menyuruh memanggil Van Zuylen (pembantu saya) untuk menulis rancangan surat kepada residen tentang apa yang terjadi. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat, tetapi cuaca begitu gelap sehingga lampu-lampu masih menyala. Sejurus kemudian kata Van Zuylen: ‘Maaf tuan, untuk sementara saya berhenti menulis saja. Saya merasa gelisah.’”

“Baru saja ia mengatakan itu, tiba-tiba kami mendengar ribut-ribut. Laki-laki, perempuan, dan anak-anak berlarian sambil berteriak: ‘Banjir!
Banjir!’. Van Zuylen dan saya segera keluar dan menawari orang-orang itu agar berlindung di rumah saya saja, karena rumah saya terletak di tempat yang agak tinggi dan dibangun di atas tiang. Tetapi tak lama kemudian air pasang kembali ke laut sehingga semuanya tenang kembali…”

“Ketenangan itu tak berlangsung lama: Sejurus kemudian air laut kembali lagi dengan debur dan gemuruh yang menakutkan. Di rumah saya saat itu sudah ada sekitar tiga ratus orang pengungsi. Saya mondar-mandir di antara mereka untuk agak menenangkan mereka. Tiba-tiba saya mendengar serambi depan runtuh dan air segera menerjang ke dalam rumah. Saya menganjurkan mereka untuk pindah ke serambi belakang. Baru saja saya mengatakan itu, tiba-tiba seluruh rumah roboh berantakan dan kami semuanya terseret oleh arus air.”

“Setelah itu saya tak tahu lagi apa yang terjadi. Saya berhasil meraih sekerat papan dan mengapung mengikuti aliran air, sampai kaki saya
tersangkut sesuatu sehingga papan itu harus saya lepaskan. Setelah itu saya berhasil menggapai beberapa keping atap. Saya berpegangan erat-erat sampai air kembali ke laut dan kaki saya menginjak tanah. Saya menggunakan jas saya untuk melindungi kepala dari hujan lumpur.”

“Di kejauhan saya mendengar suara minta tolong dari laki-laki, perempuan, dan anak-anak, tetapi saya tak berdaya menolong. Saya tak bisa berdiri karena lemas, takut, dan terkejut, lagi pula tak terlihat apa-apa sebab gelap. Saya mendengar air datang lagi dengan kuatnya. Saya hanya bisa berdoa sejenak memohon penyelamatan nyawa kami semua sambil menyiapkan diri untuk menghadapi maut. Lalu saya dihanyutkan oleh air, diputarkan, lalu dicampakkan dengan kekuatan dahsyat. Saya terjepit di antara dua rumah yang mengapung. Saya tak bisa bernapas lagi rasanya. Saya mengira bahwa ajal saya sudah sampai. Tetapi tiba-tiba kedua rumah itu terpisah lagi. Kemudian
Saya mendapat batang pisang yang tak saya lepaskan lagi…”

“Dengan batang pisang itu saya mengapung beberapa lama, berapa lama tepatnya saya tak tahu lagi. Waktu air surut, saya terduduk saja,
barangkali sejam lamanya saya di situ tanpa bergerak. Di sekitar saya masih gelap gulita dan hujan lumpur berlangsung terus.

Kontrolir Berteriak Minta Tolong

“Akhirnya Saya mendengar suara-suara manusia di dekat tempat itu. Saya memanggil, bangkit, lalu mulai berjalan tertatih-tatih dengan mata tertutup lumpur sambil meraba-raba jalan saya. Semua pakaian saya, kecuali baju kain flanel, telah tercabikkan dari badan saya. Saya berjalan dalam keadaan kedinginan di bawah hujan lumpur, tetapi tidak berhasil menemukan orang-orang yang saya dengar suaranya itu.”

“Saya menginjak semak-semak berduri dan kulit saya tercabik oleh duri rotan, sedang saya lebih banyak jatuh bangun daripada berjalan. Akhirnya saya mendengar ada orang berkata dalam bahasa Lampung: ‘Kita tak jauh dari sungai besar.’ Saya mempercepat jalan saya sedapatnya, menyapu lumpur dari mata saya lalu bergegas menuju ke arah suara tadi. Saya bertemu seorang Jawa, seorang Palembang, dan beberapa wanita Jawa.”

“Tak lama kemudian kami melihat cahaya obor dari jauh. Tanpa berhenti saya berteriak: ‘Tolong! Tolong! Saya kontrolir!’ Tetapi agaknya pembawa obor itu tak mendengar suara saya. Beberapa kali kami melihat cahaya itu, tapi kemudian menghilang di dalam kegelapan. Ketika itu semestinya sudah pukul delapan atau sembilan pagi, tetapi masih gelap gulita…”

“Akhirnya ada juga seorang pembawa obor yang datang mendapatkan kami. Saya katakan kepadanya siapa saya, lalu ia mengantarkan saya melewati hutan semak berduri dan mengarungi lumpur ke Kampung Kasugihan, kemudian diteruskan ke Penanggungan. Hari sudah pukul delapan malam waktu kami tiba di sana. Di kampung ini saya baru beristirahat sejam ketika kami mendengar gemuruh air, sehingga tempat ini juga masih belum aman. Kami melarikan diri lagi ke arah pegunungan. Setelah dua jam berjalan kami mencapai desa Payung yang terletak di lereng Gunung Tanggamus. Di tempat ini ada yang memberi saya sehelai sarung, sehingga saya berpakaian agak pantas.”

“Mujur bahwa saya mendapat sambutan baik dari kepala desa maupun rakyatnya, sehingga setiap hari saya bisa makan nasi dengan lauk ayam. Pada hari Selasa saya menyuruh orang untuk menyelidiki siapa-siapa yang masih hidup dari tempat-tempat di pantai. Hasilnya amat menyedihkan. Hampir seluruh Beneawang musnah. Saya perkirakan korban jiwa di daerah ini ada sekitar seribu orang. Banyak kampung lenyap. Di banyak desa terjadi kelaparan.”

“Mohon dikirim beberapa potong pakaian, sebab saya tak mempunyai apa-apa lagi, juga sepatu dan selop.”
Hujan Batu Apung Membara dan Abu Panas

Menurut laporan resmi, di Beneawang sekitar 250 orang meninggal, termasuk hampir semua pemuka adat daerah itu yang berkumpul untuk menyambut kedatangan Residen. Termasuk Van Zulyen, klerk griffier pembantu Le Sueur, satu-satunya orang Belanda yang tewas. Kampung-kampung di sebelah barat dan timur Teluk Semangka mengalami penghancuran total atau sebagian; di Tanjungan dan di Tanjung Beringin yang terletak di dekatnya, 327 orang dinyatakan hilang, di Betung yang berdekatan, 244 orang.

Dari Ketimbang di pantai Teluk Lampung kita ikuti kisah kontrolir Beyerink yang lebih mengenaskan, karena ia pribadi kehilangan seorang anggota keluarganya dalam malapetaka itu.

“Pada Minggu sore, tanggal 26 Agustus itu distrik kami ditimpa hujan abu dan batu apung yang membara. Rakyat melarikan diri dalam suasana panik. Abu yang jatuh itu begitu panasnya, sehingga hampir semua orang menderita luka bakar pada muka, tangan, dan kaki. Di antara penduduk yang berjumlah kurang lebih tiga ribu orang yang mengungsi bersama saya ke daerah yang lebih tinggi, paling sedikit ada seribu orang yang meninggal karena luka bakar. Seorang di antara anak saya juga ikut meninggal. Kami terpaksa memakamkannya dalam abu.”

Antar pukul sembilan dan sepuluh malam air mulai menggenangi rumah kontrolir. Ini merupakan dorongan kuat bagi Beyerink untuk mengajak keluarganya yang terdiri atas istrinya dan kedua anaknya yang masih kecil memgungsi ke Kampung Umbul Balak di lereng Gunung Rajabasa. Semalam-malaman turun hujan kerikil dan abu, hari Minggunya sampai pukul sebelas hujan deras, paginya antara pukul sembilan dan sepuluh jatuh kepingan-kepingan batu apung, ada yang sebesar kepala. Ledakan-ledakan sudah terdengar terus-menerus sejak hari Minggu dan sejak hari Senin tercium bau belerang.
Gelegar letusan terhebat terdengar sekitar pukul sepuluh, disusul segera oleh kegelapan total. Tak lama kemudian mulai turun abu panas, yang rasanya sangat nyeri saat mengenai kulit. Ini berlangsung kira-kira seperempat jam, mungkin lebih lama, disertai uap belerang yang menyesakkan napas.

Sesudah itu turun hujan lumpur, yang melekat pada tubuh seperti lem, tetapi lebih mending daripada abu panas yang mengakibatkan luka-luka bakar. Lumpur dan abu silih berganti berjatuhan semalam suntuk, mungkin juga sampai Selasa pagi.

Selama lima hari Beyerink dengan keluarganya menderita di bawah tempat berteduh yang sederhana, dikelilingi sejumlah besar rakyat yang ikut melarikan diri ke tempat itu. Mereka semuanya sangat menderita, terutama oleh luka-luka bakar yang tak diobati. Anak terkecil keluarga Beyerink akhirnya meninggal karena luka-lukanya dan keadaan yang menyedihkan itu.

Akhirnya mereka dibebaskan oleh kapal bargas Kedirie yang pada Sabtu pagi, tanggal 31 Agustus membuang sauh di Teluk Kalianda. Nakhoda kapal beserta beberapa anak buahnya melakukan peninjauan ke darat. Mereka mendengar bahwa kontrolir dan keluarganya mengungsi di Umbul Balak. Mereka bergegas menjemputnya. Dengan bantuan tandu keluarga yang malang itu akhirnya dapat dibawa ke pantai dan hari itu juga Kedirie bertolak ke Jakarta.
Tersangkut Di Pohon

Kapal bargas Kedirie menyelamatkan sejumlah korban, di antaranya seorang kakek yang berumur sekitar enam puluh tahun, bernama Kimas Gemilang, yang kemudian dirawat di rumah sakit umum di Jakarta. Dalam sebuah wawancara dengan harian berbahasa Belanda ia mengisahkan pengalamannya sebagai berikut:

“Pada hari Senin pagi, sekitar pukul enam, saya menuju ke pantai, tak jauh dari rumah saya di Ketimbang. Saya melihat permukaan air laut sangat tinggi, jauh lebih tinggi daripada sehari-hari, tetapi saya tidak melihat gelombang atau hal lain yang mencurigakan. Sekitar sepuluh menit kemudian, saya melihat air menggulung dari kejauhan, warnanya hitam dan tingginya menyerupai gunung. Saya hendak melarikan diri, tetapi sudah tak keburu sebab air telah mencapai saya, sehingga saya terseret.

Mujurnya, saya tersangkut pada batang pohon besar. Saya memanjat pohon itu sampai ke puncaknya. Tak lama sesudah itu air menghilang sama cepatnya seperti tibanya tadi. Setelah lewat lima menit gelombang pasang itu datang kembali. Saya tetap bertengger di pohon, tak berani turun. Sesudah lewat sekitar satu jam air pasang tak kembali lagi, barulah saya perlahan-lahan merosot ke bawah. Tetapi saya tak mampu berjalan karena cedera akibat hempasan gelombang tadi. Jadi saya duduk dan rebah di bawah pohon penyelamat itu beberapa hari dan beberapa malam dalam keadaan antara sadar dan tidak, seperti terbius, tanpa mengetahui apa yang terjadi di sekeliling saya.

Tentu saja selama beberapa hari itu saya tidak makan dan minum sampai suatu pagi, saya sudah tak tahu lagi hari apa, ada seorang Cina menghampiri saya, lalu mengangkat saya ke perahunya. Di tengah laut kami ditolong oleh sebuah kapal api yang membawa saya kemari.”

Demikianlah kisah beberapa saksi mata yang mengalami secara pribadi malapetaka Krakatau itu. Para pengamat waktu itu setelah mengumpulkan data yang diperoleh, menyimpulkan bahwa letusan Krakatau bulan Agustus 1883 itu tidak disertai atau didahului oleh gempa kuat. Di beberapa tempat memang terasa guncangan ringan.
Bulan dan Matahari Berwarna-Warni

Yang meminta korban jiwa maupun kerusakan paling berat adalah air pasang yang melanda pantai-pantai yang berbatasan dengan Selat Sunda dan utara Pulau Jawa. Hanya sebagian kecil korban diakibatkan oleh abu panas, sedang awan panas dan gas beracun tak tercatat. Dari laporan-laporan ternyata bahwa gelombang pasang itu terjadi tiga kali, yang pertama pada hari Minggu pukul 18.000, pada hari Senin sekitar pukul 06.30, dan pukul 10.30. Gelombang yang terakhir adalah yang terbesar, yang menyebabkan kerusakan paling banyak. Penghancuran Teluk Betung dan Caringin terutama diakibatkan oleh gelombang yang terakhir itu.

Setelah aktif selama 121 hari sejak bulan Mei dan puncak ledakan tanggal 28 Agustus itu akhirnya semuanya menjadi tenang kembali. Krakatau lenyap seperti ditelan bumi; hampir seluruh belahan utara pulau itu hilang. Yang tinggal hanya bebatuan sepanjang 813 meter. Gunung berapi Danan dan Perbuatan juga gaib, dan di tempat itu terbentuk kaldera raksasa yang berdiameter 7,4 km.

Abu halus yang dilontarkan ke angkasa ditiup ke arah barat oleh angin dan keliling dunia dengan kecepatan 121 km tiap jamnya. Setelah enam minggu, dalam bulan Oktober 1883 suatu sabuk debu dan abu halus menyebar sekitar bumi. Hanya dua hari setelah letusan abu halus itu sudah meliputi benua Afrika dan lima belas hari kemudian telah mengitari bumi, mengkibatkan suatu kabut di seluruh daerah khatulistiwa yang menyebar sedikit demi sedikit. Pada tanggal 30 Nopember kabut itu mencapai Eslandia. Kabut itu menyebabkan pelbagai dampak optik, termasuk senja kala yang gilang-gemilang, matahari dan bulan berwarna, dan munculnya corona. Di banyak tempat di dunia terlihat matahari atau bulan berwarna merah jambu, hijau, biru. Enam bulan setelah letusan Krakatau, penduduk Missouri di Amerika Serikat melihat matahari kuning dengan latar belakang langit hijau.

Sebuah majalah populer Belanda memberi judul karangan tentang letusan Krakatau “Lebih hebat dari bom atom.” Ledakan bom atom bukan apa-apa dibandingkan dengan letusan Krakatau. Bom atom pertama yang diledakkan sebagai percobaan di dekat Los Alamos pada tanggal 16 Juni 1945 memancarkan energi sebesar 0,019 Megaton, sedangkan ledakan Krakatau diperkirakan sebesar 410 megaton!

Kekuatan letusan itu setara dengan 21.428 bom atom. Sedangkan korban jiwa yang direnggutnya oleh gelombang pasang merupakan yang tertinggi yang pernah tercatat sampai hari ini. Ini belum terhitung korban tidak langsung yang meninggal oleh penyakit dan kelaparan yang terjadi kemudian.

14 September 2009

Doraemon di Google Jepang

Google merupakan salah satu web yang sering menggonta ganti logonya sesuai trend yang ada di masyarakat. Kali ini Google Jepang ikut merayakan ulang tahun Doraemon yang jatuh pada tanggal 3 September. Doraemon lahir tahun 2112 jadi sebenarnya sekarang Doraemon belum lahir :D

Berikut ini tampilan Doraemon di Google Jepang.

Doraemon Ending

Hampir semua orang tahu kisah Doraemon si robot kucing masa depan yang dikirim ke masa Nobita berada. Setiap cerita mau tidak mau harus berakhir. Menurut saya, akhir kisah Doraemon di bawah ini paling pas dan fair diantara ending-ending lainnya yang sempat beredar.

Begini akhir Ceritanya :

"Diceritakan suatu hari, Nobita pulang ke rumah dan merengek-rengek mengadu ke Doraemon. Tapi tak lama, ia menyadari ada sesuatu yang salah dengan Doraemon; robot kesayangannya itu hanya diam dan tak menjawab keluhannya. Ia pun segera menelepon Dorami, adik Doraemon, dan meminta petunjuk darinya. Dorami kemudian memberi tahu bahwa baterai milik Doraemon habis. Lebih jauh lagi, Dorami menjelaskan bahwa robot kucing versi lama seperti Doraemon seharusnya memiliki cadangan baterai pendukung memori di bagian telinga, tetapi karena Doraemon telah kehilangan telinganya, ia tidak memiliki tenaga cadangan untuk menyimpan memori dan ingatannya. Satu-satunya cara untuk menghidupkan kembali Doraemon adalah dengan mengganti baterainya, namun itu berarti Doraemon akan kehilangan seluruh ingatan tentang diri dan kawan-kawannya; termasuk tentang Nobita.

Disaat bersamaan, polisi-waktu membuat peraturan baru dan melarang adanya "perjalanan waktu" dan menghalangi Nobita yang berusaha membawa Doraemon untuk diperbaiki di masa depan. Dorami kemudian memberikan pilihan: nekat menerobos polisi-waktu, memperbaiki Doraemon di masa depan dan menghapus ingatannya atau menunggu seseorang dari masa depan datang dan memperbaiki Doraemon; Nobita memilih cara kedua. Nobita —yang sangat kehilangan Doraemon— kemudian berjanji untuk belajar keras demi Doraemon. Usaha Nobita berhasil, tiga tahun kemudian Nobita lulus SMA dengan nilai terbaik dan menjadi seseorang yang sangat populer di sekolahnya. Meskipun demikian, sifat Nobita yang ceria dan optimistik hilang, ia menjadi seorang kutubuku yang selalu menyendiri. Dua puluh sembilan tahun kemudian, diceritakan Dekisugi yang telah menjadi presiden Jepang, mengadakan reuni dengan Suneo dan Jaian. Ketiganya membahas mengenai masalah tentang "hilangnya" Doraemon dan tentang Time Paradox; sebuah teori yang menjelaskan bahwa sejarah dunia dapat berubah dengan diciptakannya mesin waktu. dan dari percakapan itulah terpapar alasan kenapa patroli waktu tak memberikan ijin nobita untuk memperbaiki Doraemon di masa depan, karena nobita itu sendiri yang menciptakan Doraemon. setelah diperbaiki, doraemon menjadi mempunyai telinga dan berwarna kuning, dipeluknya erat-erat Doraemon. Dan mereka hidup bahagia selamanya."


Untuk lebih lengkapnya, inilah kisah akhir petualangan Doraemon dan Nobita yang mengharukan itu.


13 September 2009

DEPAPEPE


Depapepe..yup nama yang aneh... tapi tidak aneh untuk dua orang punggawa bergitar dari jepang..Takuya Miura ama Yoshinari Takuoka,. (mereka bukan adek abang loh)...
Sceara harfiah depapepe adalah ucapan kalo orang jepang menyebutkan kata akustik gitar.. Gw tadinya denger lagu2 mereka nungguin mana vokalis nya.. tapi kagak ada.. yup that is what Depapepe sounds like.. an instrumental band... mungkin namanya bukan depape kalo make vokalis..hehehe...well let's we hope mereka still commit jangan pake vokalis2.. Btw nich album pertama mereka di tahun 2005...mereka dah 3 album setahu gw...., knp gw taro album yang paling pertama bukan yang terakhir...well.. kata orang2 kan kesan pertama begitu menggoda ha ha ha....Paling enak kalo denger sambil baca buku/novel/mo tidur/pas bangun.....hehehe namanya instrumen pasti nenangin hati dan hopefully get us/we out from STREZZZZ...

Dozo !!!!!

[jangan lupa comment yach kalo emang suka]

line up;

* Takuya Miura (guitar)

* Yoshinari Takuoka (guitar)

02 September 2009

GEMPA 7.3 SR. MENGGUNCANG PULAU JAWA...................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
RABU,2 SEPTEMBER 2009 pk. 15.15 wib pusat gempa TASIKMALAYA

28 Juli 2009

Dota Guide

Chapter 1 :

Personal equipment
Chapter ini membahas spesifikasi atau kelengkapan pada PC yang akan digunakan.

a PC : Gunakan PC yang sesuai, lebih cocok yang memakai Pentium 4 atau di atasnya. Waktu loading yang lama biasanya membuat pemain lain menjadi kesal dan keluar dari permainan karena waktu loading pemain lain yang sangat lama.

a Mouse & Keyboard : Jika kamu menggunakan perangkat nirkabel, pastikan bahwa bateraimu penuh, karena jika tidak, kamu akan mengalami masalah di tengah-tengah permainan dan tentunya kamu tidak mau itu berakhir dengan matinya heromu.

a Koneksi Online : Gunakan minimal sambungan ADSL broadband, semakin cepat semakin baik. Jangan pernah menggunakan sambungan nirkabel. Sambungkan jika kamu menggunakan Router, setidaknya saat kamu bermain DOTA. Sambungan nirkabel biasanya tidak memiliki koneksi yang stabil. Dan teman-teman timmu akan membunuhmu jika kamu keluar di saat permainan sedang berlangsung. Terutama jika kamu sedang menang.

a Software : Jika kamu bermain menggunakan Lancraft, download Zion atau sebaliknya. Ini bisa menjadi backup yang baik jika salah satunya gagal dan teman timmu tidak sabar menunggu kamu untuk masuk ke dalam permainan lagi.


Chapter 2 :
Pemilihan Hero & Membuat Item

Bagian ini mengajarkan tentang pemilihan hero dan trik membuat item dalam permainan. Pada dasarnya ada beberapa jenis hero dan beberapa lebih mudah digunakan daripada hero lainnya. Beberapa hero lebih mudah digunakan tetapi lemah atau ada juga hero lebih susah digunakan, tetapi lebih kuat.

Pilih heromu berdasarkan kemampuan “NOOBness”-mu.

Ranged :
Hero ini menembak dari jarak jauh dan maka dari itu lebih mudah untk digunakan oleh para pemula.

Melee :
Hero-hero yang lebih kuat terdapat di kategori ini, tetapi mereka lebih sulit digunakan karena gaya bertarung mereka yang mengandalkan jarak dekat. Sehingga mereka sangat rentan terhadap serangn musuh.

Agility :
Ini adalah kategori terlemah pada awal-awal permainan. Mereka memiliki hp yang rendah dan damage yang sangat kecil. Mereka biasanya dijadikan target utama hero musuh pada awal-awal permainan. Mereka baru bisa berkembang di akhir-akhir permainan dan menjadi semakin berbahaya. Hero yang memiliki status melee agility dan dimainkan para pemula biasanya menjadi incaran para hero musuh.

Intelligence:
Hero ini adalah pembunuh yang dapat digunakan pada awal-awal permainan. Dilengkapi dengan sihir yang mematikan mulai dari awal. Hero ini bisa membunuh hero-hero musuh pada awal permainan untuk mengimbangi kelemahan mereka dalam bermain lama. Kecepatan yang lambat dan hp yang rendah membuat mereka sangat rapuh. Akan teteapi bisanya hero Intelligence memiliki serangan jarak jauh.

Strengh :
Hero jenis ini juga bisa berkembang pada akhir-akhir permainan. Mereka memiliki hp yang banyak dan tingkat damage yang sangat besar. Kelemahannya adalah, mereka bisanya penyerang jarak dekat.

Ada beberapa jenis cara bermain yang bisa disesuaikan dengan jenis hero. Dan untuk pemula, kamu hanya perlu mengetahui 3 jenis saja.

Pusher/Tanker :
Hero yang dapat melakukan ini harus hero yang bisa menerobos ke depan dan menghadapi creeps tanpa resiko mati. Jenis bermain seperti ini membutuhkan hero yang memiliki hp banyak, cara hunting yang baik dan tingkat recovery hp yang tinggi.

Hero Killer :
Yang bisa dipakai adalah hero yang dilengkapi dengan physical dan magic damage yang besar. Ini adalah jenis hero yang bisa tiba-tiba muncul dibelakangmu dan mengenaimu dengan pukulan kritikalnya. Biasanya dijuluki dengan assassins. Cara bermain seperti ini memerlukan keseriusan dalam menaikkan tingkat damage, penepatan hero yang baik dan pergerakan hero yang baik.

Support :
Hero jenis ini merupakan yang cukup berguna. Karena bisa membantu dalam mendorong pasukan atau memberika suport pada hero lain. Bahkan dapat membunuh hero musuh. Hero ini biasanya memiliki skill stun, disabling atau area attack.

Jika timmu sebelumnya sudah membahas strategi dan menentukan hero jenis apa yang harus dipakai tiap pemain, pilihlah yang paling mudah kamu gunakan. Hero jarak jauh biasanya lebih aman untuk digunakan. Pastikan kamu sebelumnya sudah mencoba hero tersebut. Jangan memilih hero yang belum pernah digunakan orang lain sebelumnya hanya karena hero tersebut terlihat keren atau gagah.

Buka DOTA-Allstars.info atau DOTA-Allstars.com untuk lebih memahami mengenai hero dan item-item-nya. Banyak orang telah menyarankan item-item yang harus dibeli dlam membentuk sebuah hero. Baca forum dan cari satu cara membentuk hero yang sudah dibaca orang banyak dan mendapatkan pengakuan dari orang yang sudah mencobanya. Cari keuntungan dan kelemahan dari setiap hero yang kamu mainkan dan selanjutnya dapat kamu gunakan dalam permainanmu. Ada bermacam-macam cara membentuk hero sesuai dengancara bermainmu. Hal ini akan dibahas nanti.

Ingat bahwa tidak ada jalan pintas menuju sukses. Rajinlah berlatih dan baca review atau hints sebanyak-banyaknya dan pelajari. Caritahu item apa saja yang harus dibeli dan ketahui juga resep-resep dalam pembuatnnya. Kamu pasti tidak mau mengahbiskan waktumu untuk berdiri di dekat fountain untuk melihat apa kegunaa dari suatu item atau bahkan berlari kembali ke pedagang hanya karena kamu kekurangan 20 gold. Perkecil kesempatan rekan setimmu untuk selalu marah-marah kepadamu.

Ini adalah beberapa tips item yang harus dibeli untuk membentuk hero yang bermacam-macam :

1. Membeli item yang menambah statistik:
l Ini adalah fakta yang mendasar: menambah poin pada strengh juga akan menambah jumlah hpmu. Terutama jika heromu merupakan hero yang berdasarkan kepada strength ini juga akan memberimu tambahan pada damage. Menambah poin agility pada heromu juga akan menambah jumlah armornya dan jika heromu merupakan hero Agility, maka damage-nya pun akan bertambah. Begitu juga jika kamu menambahkan intelligence pada heromu akan menambah jumlah mananya dan jika heromu merupakan hero Intelligence juga akan menambah damage-nya. Mudah, kan?

l Jika kamu memainkan hero yang memiliki hp kecil pada awalnya, mungkin lebih baik jika kamu membeli item yang dapat menambah statistik heromu. Contohnya bracer untuk hero Strengh, nulltalisman untuk hero Intelligence dan wraith bands untuk hero Agility. Contoh lebih baiknya adalah ultimate orb.


2. Membeli item yang menambah damage:
l Banyak item yang hanya menambahkan damage tanpa menambahkan statistikmu, dan kamu harus berhati-hati dalam membeli item ini. Karena kamu adalah seorang pemula ada baiknya jika kamu mencoba menyeimbangkan antara damage dan statistik daripada kamu membentuk hero yang hanya memperhatikan salah satu antara hp atau damage. Contohnya jika kamu membentuk hero dengan damage 50 tapi hpmu tetap pada rata-rata 900, maka dapat dipastikan kamu akan dengan mudah dibunuh.

Akan tetapi jika kamu menikmati bermain sebagai assassin, maka kamu bisa mencoba cara dengan menambahkan damage terus menerus. Misalnya dengan lebih memilih membeli sacred relic daripada messerschmidt’s reaver. Tapi harap tetap hati-hati.

3. Membeli item yang meningkatkan hp/mana regenerasi:
l Saya pernah melihat orang membeli ring of regenerations atau sobi mask lebih dari 4 atau 5. Hal ini sungguh konyol. Item ini memang bagus. Tapi dalam permainan DOTA, ada yang dinamakan titik efisiensi. Terlalu banyak terkadang membuat tidak efisien. Buat apa membelanjakan uangmu untuk regenerasi hp/mana jika kamu tidak mempunyai hp dan damage yang cukup untuk membunuh musuhmu? Selalu beri keseimbangan dalam membentuk heromu. Kecuali kamu tahu apa yang kamu lakukan, membeli item yang sama dengan berlebih akan membuatmu kesusahan dalam pertempuran panjang.

l Lebih-lebih, beberapa basic item dapat digabungkan dengan basic item lainnya untuk membuat suatu item yang lebih baik. Mengapa tidak mencoba menggabungkan ring of health dengan void stone untuk membuat perseverance? Cara ini lebih efektif untuk meng-equip heromu dibandingkan dengan memenuhinya dengan basic item.

l Kategori item ini sangat cocok dengan hero yang dipakai untuk mendorong pasukan musuh

4. Membeli item yang memberi efek vampiric aura:
l Saya juga pernah melihat orang membeli 3 sampai 4 mask of death dan helm of dominators. Ingat lagi tentang efisiensi dalam membeli item. Tidak berarti jika kamu membeli 3 sampai 4 item yang sama akan meningkatkan efektifitas heromu. Tapi tolong diingat bahwa ada beberapa item yang jika kamu membelinya beberapa tetap bisa efektif.

l Jika kamu menggunakan hero Intelligence, ada baiknya jika kamu tidak membuang-buang uangmu untuk membeli item yang memiliki vampiric aura, kecuali jika kamu mempunyai banyak uang dan tidak tahu lagi apa yang akan dibeli (yang sepertinya sangat jarang terjadi). Pertama-tama mungkin kamu akan lebih mengandalkan magic jarak jauhmu karena mungkin kamu memakai hero range, karena dari itu kamu akan jarang terlibat kontak langsung dengan creep. Yang kedua, seranganmu mungkin terlalu lambat sehingga membuat vampiric aura menjadi sangat tidak efektif. Saya mungkin sudah selesai makan siang tapi heromu belum juga merekover hp-nya secara penuh dengan vampiric aura.

l Item ini lebih baik digunakan oleh hero Melee atau hero Agility yang memiliki serangan dengan kecepatan tinggi. Jika kamu masih belum yakin dan mengerti, coba kamu bermain dengan menggunakan Naix sampai level 25. Kamu akan melihat apa yang saya maksud dengan serangan berkecepatan tinggi digabungkan dengan vampiric aura.

5. Membeli item yang memberi aura:
l Beberapa aura tidak bisa digunakan menumpuk. Contohnya Corruptionaura dari Stygian Desolator dengan vampiric aura dari Helm of Dominators. Kamu hanya bisa memakai satu aura walaupun kamu membeli keduanya. Untuk mengetahui mengenai item apa saja yang bisa dan tidak bisa dipakai sekaligus coba baca di DOTA Allstars forum.

6. Membeli item yang memberi efek stun/bash:
l Hal ini hampir sama dengan penjelasan mengenai vampiric aura. Sebagai contohnya adalah Cranium Basher.

Item ini memberimu kesempatan untuk mengeluarkan efek stun atau bash pada pukulanmu dengan persentase tertentu. Tapi jika heromu memiliki kecepatan pukulan 1/detik, lebih baik beli saja item lain. Kenapa? Karena kesempatan baik mendapatan efek ini sangat ditentukan dari kecepatanmu memukul. Semakin banyak pukulan yang keluar dengan waktu yang cepat akan lebih baik karena efek ini bisa lebih sering keluar. Item ini lebih cocok digunakan oleh hero Agility yang memiliki kecepatan tinggi dalam pukulan. Atau juga hero Melee yang memiliki item penambah kecepatan pukulannya. Sebagai contohnya adalah Bone Fletcher.

7. Membeli item yang dengan kemampuan lebih tinggi:
l Ini sangat penting: saat kamu memutuskan untuk membeli item dengan kemampuan yang lebih tinggi, pilihlah dengan bijaksana. Pada awal permainan jangan langsung menabung untuk membeli item yang mahal atau berkemampuan tinggi seperti Butterfly. Sebaiknya kamu membeli item yang bisa meningkatkan statmu perlahan dan selanjutnya terus mengumpulkan untuk item yang lebih baik. Kecuali lawanmu adalah seorang pemula yang membiarkanmu hunting sampai uangmu bisa membeli Butterfly. Kamu tidak akan bertahan lama dengan pemikiran semacam itu.

Bayangkan skenario seperti ini: dalam permainan 1vs1, kamu dan musuhmu memiliki kemampuan damage poin 1. lalu ada 2 jenis item, yaitu item level 4 seharga 1000 gold dengan efek 100 damage dan ada item level 2 dengan efek 10 damage seharga 100 gold. Lalu kamu menabung untuk membeli item level 4, sedangkan musuhmu membeli item level 2. pada saat uangmu sudah mencapai 999 gold, heromu masih memiliki 1 damage poin, sementara musuhmu mungkin sudah memiliki 91 poin damage. Saat kalian bertemu, kira-kira mana yang akan lebih sering terbunuh? Kamu mengerti, kan?

Sangat beresiko menabung untuk item yang harganya sangat mahal, seperti seharga 3000 gold atau lebih. Apalagi pada awal-awal permainan.

l Jika ingin memakai Butterfly, perhitungkan resepnya: Butterfly Scroll (1400), Eaglehorn (3450), dan Quaterstaff (1150). Sekarang bagaimana menurutmu urutan membelinya? Jika kamu berpikir untuk membeli Scroll Butterfly terlebih dahulu, berarti kamu benar-benar tidak memperhatikan petunjuk-petunjuk sebelumnya. Atau jika kamu terus menabung untuk membeli Eaglehorn terlebih dahulu, artinya kamu juga terlalu percaya diri. Urutan terbaiknya adalah membeli Quaterstaff dahulu, Eaglehorn baru membeli Butterfly Scroll.



8. Tips dasar membeli item:
l Lihat apa skill heromu. Jangan membeli item yang mempunyai bonus skill sama dengan heromu. Contohnya Naix dilengkapi dengan mask of death sama dengan sia-sia. Atau split arrow milik Medusa kamu tambah dengan membeli battle fury. Karena hanya akan membuang-buang uang.

l Tentukan strategimu sejak awal bermain. Tentukan tahapan pembelian item-mu dan ikuti terus. Belilah item karena itu berguna, bukan karena terlihat keren.

Chapter 3:
Bermain Individu

Chapter ini berisi beberapa petunjuk cara bermain individu. Tidak peduli hero apapun atau jenis permainan apapun yang kamu mainkan, ada beberapa taktik yang digunakan untuk mengembangkan cara bermainmu. Chapter ini akan sedikit mengajarkan mengenai itu. Skenario apa saja yang terlintas di pikiran saya, ada di bawah ini:

1. Latihan membuatmu semakin baik
Jelas bahwa, semakin sering kamu memainkan sebuah hero, semakin baik juga caramu memainkannya. Cari hero terbaikmu dan cari tahu apakah itu hero terbaik yang baik yang bisa kamu pilih dan apakah sesuai dengan susunan timmu. Lalu berlatihlah terus dengan hero itu sampai cara bermainmu semakin lancar. Misalnya kamu akan lebih mudah untuk menggunakan shotkey skill dan lebih mudah dalam mengatur skill dan item.

2. Melakukan penyelesaian akhir
Selalu lakukan yang terbaik dalam menyelesaikan suatu serangan terhadap hero. Ini akan sedikit susah dilakukan hero Range daripada hero Melee dan membutuhkan sedikit latihan sampai kamu bisa melakukannya dengan baik. Ingat baik-baik jumlah damage heromu setiap serangan dan perhitungkan waktunya baik-baik untuk memberi serangan terakhir.

3. Range(kamu) VS Melee(musuhmu)
Ini mungkin adalah situasi terbaik yang bisa kamu dapatkan. Karena kamu memiliki kelebihan jarak dalam menyerang. Akan tetapi hati-hati jika musuhmu juga memiliki damage skill seperti Leoric dengan Bolt-nya dan Lucifer dengan skill Doom-nya. Selalu ketahui skill musuhmu. Jangan menunggu sampai kamu mati beberapa kali untuk mengetahuinya.

Jika musuhmu tidak memiliki damage skill. Posisikan heromu di belakang unitmu. Lalu jika hero musuhmu mulai maju untuk menyerang unitmu, serang dia sesekali.

Ingat, creep musuh akan menyerangmu jika kamu menyerang hero musuh begitu juga dengan tower. Jadi serang ia satu atau dua kali, lalu mundur lagi kebelakang. Creep musuh tidak akan bisa mengejarmu karena terhalang dan akan kembali menyerang unitmu. ditambah unitmu akan akan terus memukul creep musuh saat mereka berusaha mengejarmu. Kamu juga bisa menggunakan ini untk memancing creep musuh ke arah towermu. Berlatihlah dengan metode ini agar kamu terbiasa dengan memainkan mousemu.

Jika hero musuhmu memiliki damage spell, selalu perhatikan slot mananya. Jika ia punya cukup mana untuk mengeluarkan spell, mundur segera. Ia akan dihalangi oleh unitmu. lebih bagus lagi jika ia mencoba menyerangmu dengan tangannya. Unitmu akan menyerangnya saat ia melewati mereka. Dan saat itu kamu bisa menyerangnya sesekali saat ia kembali terhalang oleh unitmu. taktik ini sama dengan taktik Hit-and-Run. Sabarlah dan tunggu hp musuhmu tersisa sedikit untuk menghabisi musuhmu.

4. Range Intelligence (kamu) VS musuh jenis apa saja
Salah satu taktik yang digunakan jika memakai hero Range Intelligence adalah selalu menggunakan damage spell. Tapi jaga agar hp musuhmu tetap setengah. Karena jika terlalu rendah kebanyakan orang akan langsung kembali ke fountain untuk me-recover. Rata-rata hero Range Intelligence memiliki ultimate skill yang sangat mematikan. Jadi saat hampir mancapai level 6, saya kembali ke fountain untuk mengisi mana dan hp. Lalu saat saya sudah mencapai level 6, saya memiliki mana yang cukup untuk memakai skill dan ultimate skill. Dan satu skill biasa ditambah ultimate skill pasti bisa mebunuhnya.

Pastikan kamu mengetahui jarak skill-mu. Gunakan dahulu skill yang berjarak lebih rendah baru kemudian menggunakan yang jaraknya lebih jauh untuk berjaga-jaga jika ia melarikan diri. Jangan lupa untuk membeli boots of speed agar kamu bisa mengejar musuhmu.

Jika kamu yang melawan hero Intelligence, berhati-hatilah jika ia mengeluarkan skill-nya tiba-tiba. Jika ia berdiam diri sedikit lama dan tiba-tiba maju, mungkin ia akan menyerangmu dengan skill-nya. Cepatlah mundur untuk menghindar. Terus lakukan ini dan kamu pasti bisa mengalahkannya.


Nb :

untuk hero yg paling dewa itu relatif, tergantung hero lawan!! tapi untuk bisa jadi dewa yg jelas harus bisa punya item untuk mendukung serangan hero yg kamu pakai..!!

kamu tinggal pilih aja mau pakai item fisik (untuk nambahin damage) atau item support (untuk nambahin kemampuan skill hero kamu).

kalau kata Kata saya hero agility yang biasanya lebih mendominasi permainan akhir karena mempunyai kemampuan attack speed dan armor yg paling besar.. tapi kita harus bisa sabar dan jangan terburu - buru jika kamu mau menggunakan hero ini karena hero tipe ini mempunyai HP yg paling sedikit.. contohnya : Faceless Void (darkteror), Jahrakal , Magina, mortred dll..

SELAMAT MENCOBA!!!!!!!!!!!!

Ha ha ha ( Surip Mode ON )



22 Juli 2009

Untitled

Lyric

Ku Tuliskan lagu cintaku untukmu
Yang mungkin tak pernah bisa ku ungkapkan
Betapa besarnya cinta yang ku beri
Hingga mudah untuk bisa kau sakiti

Inilah akhir dari semua kisahku
Kisah yang pernah menghapuskan sedihku
Kini air mataku menangis untukmu
Bersama dengannya cintamu tlah pergi

Reff :
Semua cinta ini tak mungkin bisa terulang
Kau berikan bahagiamu tuk dirinya
Melepaskan semua kenangan kita yang pernah
Menjadi pertanda cinta kita

Dinda Kirana


Bebi, gadis centil dan cantik ini sering memikat pemirsa dan netter – netter indonesia untuk melirik dirinya..bebi pemeran dalam sinetron kepompong ini memang cantik sih, masih muda lagi, dan gemesin lagi.. heheheh jelas lah karena cewek berkulit putih yang satu ini masih duduk di bangku smp saat ini.. nama asli nya adalah dinda kirana, di sinetron itu dinda juga bermain dengan beberapa artis cantik lainnya yang tergabung dalam grup de’rainbow diantaranya Mikha Tambayong as Tasya, Tania Putri as Helen, Aryani Fitriana As Caca, Derby Romero as Indra.. dan sekarang bagi siapa yang senang dengan bebi alias dinda kirana ini, monggoh deh dibaca trus untuk biodata, perjalanan karirnya, dan tentu foto – fotonya..hehe

Karir dinda kirana di dunia hiburan ketika dirinya mendapatkan juara umum lomba Cipta Bintang Televisi. Karena ingin mengembanngkan karirnya di dunia entertainment akhirnya dinda panggilan akrabnya ini pindah ke ibukota Jakarta dari asalnya di Tasikmalaya.. di Jakarta inilah dinda sudah bermain di banyak judul sinetron dan FTV, di usianya yang ke 9 tahun dinda sudah berhasil memainkan kurang lebih di 36 judul Sinetron dan FTV. Peran utama pun didapatkan lewat sinetron Satu Paman Tiga Keponakan dan FTV Gadis Chatting. Nama Dinda Kirana mulai tenar di dunia entertainment dengan perannya sebagai bebi, anak yang cantik, centil, pendiam, dan manja.. lewat aktingnya di sinetron terbarunya yaitu “kepompong” ini, dinda pun meraih ketenarannya di dunia entertainment. Karir Dinda Kirana di dunia hiburan udah lumayan lama lho. Tahun 2004 Dinda mendapatkan juara umum Lomba Cipta Bintang Televisi. setelah itu Dinda yang asli Tasikmalaya pindah ke jakarta dan tinggal di Ibukota. Waktu itu Dinda masih 9 tahun dan baru naik kelas 4 SD. Dalam kurun waktu 4 tahun ini Dinda telah bermain di 36 Judul Sinetron dan FTV. Peran utama didapat Dinda Lewat sinetron Satu Paman Tiga Keponakan dan FTV Gadis Chatting . -BIODATA-

BIODATA

Nama Lengkap : Dinda Kirana
Nama Panggilan : Dinda

TTL : Tasikmalaya, 30 April 1995

Nama Ayah : S.U.Mardi

Nama Ibu : Lia Priatiningsih

Pendidikan Terakhir : SMPN 7
Hobi : Nyanyi, Shopping

Cita – cita : Dokter Spesialis Anak

Makanan favorit : Sushi

Warna Favorit : BIru

21 Juli 2009

Gita ku oh gita



Latar belakang


Nama lahir Aluna Sagita Gutawa


Lahir 11 Agustus 1993 (umur 15)
Jakarta, Indonesia



Tahun aktif 2004 - sekarang


Perusahaan rekaman Sony BMG Music Entertainment Indonesia


Orang tua Erwin Gutawa - Lutfi Andrian





Aluna Sagita Gutawa
(atau lebih dikenal dengan Gita Gutawa; lahir di Jakarta, 11 Agustus 1993; umur 15 tahun) adalah penyanyi remaja Indonesia yang memiliki suara sopran.

Karir

Gita yang beragama Islam ini merupakan anak dari penata musik Lutfi Andriani - Erwin Gutawa mendalami musik sejak kelas 2 SD. Suara sopran gadis belia ini mampu membawakan lagu ber-genre pop klasik dengan high pitch-nya. Sebelum meluncurkan album self-titled-nya, Gita Gutawa terkenal sebagai penyanyi cilik yang berduet dengan vokalis ADA Band, Dony ‘ADA Band’ dengan lagu "Yang Terbaik Bagimu (Jangan Lupakan Ayah)". Lagu ini menjadi hits dalam album Heaven of Love dan sukses terjual sebanyak lebih dari 850 ribu kopi membawa Donny dan Gita sebagai nominasi Duet Terbaik Kategori Pop AMI Awards. Gadis berzodiak Leo dan bershio Ayam sejak kelas 2 SD mulai belajar piano klasik di Yayasan Musik Jakarta dan kini memperkuat ilmu musiknya dengan mempelajari piano jazz dan gitar akustik. Tidak hanya itu, agar vocal Gita terasah dan mantap, dia berguru di bawah asuhan Aida Swenchen (di PSAI) dan Catharina Leimena.

Album pertama Gita Gutawa bertajuk namanya sendiri atau self-titled album. Album ini beraliran pop klasik dengan produksi album dibuat dengan serius mengingat mixing dan mastering lagu-lagu dilakukan di Sydney, Selain itu turun tangannya ayah Gita yang untuk mem-produseri sendiri album buah hatinya ini. Alumni SMP Al Izhar Pondok Labu bekerja sama dengan beberapa composer terkenal dalam pembuatan albumnya. Nama besar papanya, lalu juga ada Andi Rianto, dan Pink Pitt berperan sebagai arranger, sedangkan nama besar pengarang lagu seperti Glenn Fredly, Melly Goeslaw, Harry Budiman, Dewiq, Khrisna dan Donni ‘ADA Band’ hingga Eross Candra ‘SO7’ berperan sebagai pengarang lagu dalam album perdana Gita Gutawa. Gita membintangi film series dalam promo album yang disiarkan di SCTV. 2 serial film TV (FTV) telah dia bintangi, yaitu AAC atau Ajari Aku Cinta dengan 5 episode dan ALAC atau Ajari Lagi Aku Cinta dengan 12 episode menandakan suksesnya album pertama Gita. Penjualan album gadis yang doyan makan sushi ini meraih Platinum Awards dengan mencapai penjualan lebih dari 150 ribu kopi dalam 4 bulan saja.

Sukses dalam album solonya, Gita mendapat kesempatan untuk mengisi album soundtrack beberapa film. Gita mengisi soundtrack film Love dan film Laskar Pelangi yang berhasil menjadi salah satu film indonesia terlaris pada tahun 2008.

Album studio

Album soundtrack

Penampilan lain

  • Single "Yang Terbaik Bagimu (Jangan Lupakan Ayah)" duet dengan ADA Band pada album Heaven of Love (205)
  • Voice on intro "Kita Untuk Mereka" pada album Kita Untuk Mereka (2005)
  • Voice on intro "Hilangnya Seorang Gadis" Erwin Gutawa feat Ryo Domara - Album: Erwin Gutawa - Rockestra (2006)
  • Guest singer, duet with Haddad Alwi on "Salam Ramadhan" - Album: Jalan Cinta 2 (2006)
  • Jalan Lurus - Album: Kompilasi 12 Tembang Islami Terbaik Volume 3 (2007)
  • Aku Cinta Dia - Album: Selamat Jalan Cinta (2008)

FTV

Iklan

  • Indomie (2007-2008)
  • Kornet So Good (2007)
  • Sosis So Good (2007)
  • Bank Bukopin (2008)
  • Es Krim Walls Conello (2008)
  • She Fruity (2008)
  • Pond's (2008)